Akhir Tak Bahagia

I'm sensitive, you know


Dua tahun, aku rasa itu adalah waktu yang sangat baik untukku. Terimakasih. 

Ketakutan yang aku rasakan sejak awal, menjadi sangat menyebalkan. Terlebih lagi fakta, untuk sukses. Aku berusaha untuk tidak memikirkannya. Terjun dari tebing berada di bagian bawah, sedangkan temanmu terbang ke awan. Apakah aku ada masalah? atau mungkin masalah waktu?

Aku bimbang, aku ingin sekali tenang, tapi melihat orang lain, aku tidak tenang. Seperti, Indonesia ketinggalan 128 tahun, Indonesia bukan negara maju. Sangat sulit mengejar saat yang lainnya sedang berlari. Aku kira, kepintaran merupakan awal yang baik, mungkin aku salah. Semuanya memudar sekarang. Aku kira tidak akan berakhir seperti orang biasa, ternyata aku malah berakhir kesana. Sedih, sangat! 

Saat yang aku dambakan menjadi orang yang sukses, tapi kenyataan menjungkirbalikkan kita, terlalu lama untuk mengejar, terlalu lelah bagi tubuh kita. Pengorbanan terasa sangat tidak adil, saat yang lainnya tinggal tertawa dan masih bisa berada di atas. Apakah aku aman? Kalimat yang tidak bisa meyakinkanku.

Aku juga iri, bagaimana bisa kalian semua punya sumber mata air di gurun yang sunyi dan sepi. Kenapa aku tidak melihatnya sama sekali? Atau karena aku putus asa? Atau mungkin sebaliknya, aku yang tahu perjalananku, dan itu adalah hal yang baik untukku? Seperti tumbuh dari luka? 

Kadang aku tidak punya waktu, aku ingin sekali menyerah, tapi tidak bisa, bukan aku menginginkannya, tapi []. 

Aku masih saja tidak bisa mendekatkan diriku pada orang-orang itu, seperti berlian. Apa karena aku merasa tidak pantas? Aku juga lelah bekerja sendiri, tapi aku juga tidak tahu bagaimana caranya untuk menjalin koneksi, (sepertinya aku cuma ingin menang sendiri, haha tidak?). ???


Akhir Tidak Bahagia - Misellia.

Runtuh - Febby Putri, Fiersa Bersari.



Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Akhir Tak Bahagia"

Post a Comment

Terkini