Doctor Tool: Aplikasi Layanan Kesehatan Berbasis Struktur Data Queue untuk Pencegahan COVID-19
Doctor Tool: Aplikasi Layanan Kesehatan
Berbasis Struktur Data Queue untuk
Pencegahan COVID-19
Jika dihitung dengan waktu, sudah sekitar delapan bulan sejak WHO menetapkan wabah virus corona sebagai pandemi global. Hal itu terjadi karena virus korona sendiri menginfeksi manusia dengan mudah dan bisa menyebar antar manusia secara efisien. Akibat pandemi ini, setiap negara mengupayakan kebijakan terbaik untuk penanganan maupun pencegahan virus ini. Di Indonesia, sayangnya, penanganan pandemi bisa dikatakan belum maksimal. Hal ini dibuktikan dengan data kasus positif COVID-19 per tanggal 21 Oktober 2020 mencapai sekitar 373 ribu dengan penambahan kasus sekitar 4 ribuan. Pemerintah Indonesia sendiri telah menerapkan berbagai peraturan pencegahan seperti PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) atau bahasa kerennya, social distancing di beberapa daerah yang sangat terdampak.
Gambar 1 : Total Kasus COVID-19 di
Indonesia
Sumber : https://covid19.go.id/peta-sebaran
Pandemi COVID-19 tentu saja mengganggu
segenap kehidupan masyarakat di Indonesia. Salah satu aspek kehidupan yang
terganggu adalah kesehatan. Layanan
kesehatan seperti klinik/apotek memiliki peran penting terhadap kesehatan
masyarakat. Layanan kesehatan pada kondisi normal biasanya melibatkan pasien
yang mengantri pada suatu ruangan tertutup. Sayangnya, hal ini tentu
bertentangan dengan protokol (peraturan) kesehatan yang ditetapkan pemerintah. Oleh
karena itu, diperlukan solusi agar layanan kesehatan dapat tetap efektif
memberikan pelayanan untuk masyarakat dengan tetap mengikuti protokol kesehatan
yang ada.
Salah satu solusi untuk permasalahan ini adalah aplikasi Doctor Tool. Doctor Tool adalah aplikasi/Sistem Informasi Manajemen berbasis komputasi awan (internet) yang menghubungkan pemberian layanan kesehatan kepada pasien dalam satu ruang lingkup untuk mendukung pelayanan kesehatan di era JKN dan era new normal. Doctor Tool dirancang untuk pemberi layanan kesehatan (Rumah Sakit, Puskesmas, Klinik Pratama, Apotek, Praktik Mandiri, Praktik Bidan) dan umum (Peserta JKN dan non-JKN) di Indonesia. [1]
Gambar 2 : Tampilan
Fitur Pada Website Doctor Tool
Sumber : https://doctortool.id
Dua fitur aplikasi Doctor Tool yaitu Modern Queuing System dan Online System memungkinkan masyarakat
untuk mendapatkan layanan kesehatan dengan metode yang efektif saat pandemi ini.
Modern
Queuing System memungkinkan pengurangan kontak fisik dalam antrian yang
beresiko penularan dengan pembuatan sistem antrian. Sedangkan, Online System memungkinkan pasien
melakukan pendaftaran data diri dan layanan kesehatan yang dibutuhkan melalui
rumah dengan internet.
Sistem antrian pada Doctor Tool ini
memungkinkan tidak ada penumpukan antrian di dalam klinik karena pasien akan
mengantri secara online. Cara kerjanya adalah pembuatan antrian akan dilakukan
melalui aplikasi Mobile JKN dan aplikasi ini akan terhubung ke tempat pelayanan
kesehatan. Pasien akan diberi notifikasi saat gilirannya sudah dekat. Setelah
itu, pasien bisa datang ke klinik yang sudah terdaftar dengan Doctor Tool.
Jadi, di klinik hanya ada satu pasien. Setelah itu, pasien akan dicek dengan
berbagai pengecekan terkait COVID-19 dari para petugas layanan yang menggunakan
pakaian standar APD.
Gambar 3 : Aplikasi
Mobile JKN
Sumber :
play.google.com
Beberapa keuntungan dua fitur di atas
pada era new normal :
a. Menjadikan
komunikasi antara dokter dan pasien yang amandan mudah. Dokter dapat tetap melayani
pasien dan kebutuhan pasien terpenuhi.
b. Antrian
online terhubung dengan monitor serta panggilan otomatis sesuai dengan
penerapan soscial distancing.
c.
Mengurangi biaya operasional seperti biaya barang cetak.
Cara kerja fitur Modern Queuing System milik Doctor Tool memiliki persamaan prinsip
dengan konsep struktur data queue
(antrian). Queue adalah
salah satu konsep struktur data yang memiliki sistem kerja pertama masuk maka
akan menjadi yang pertama keluar (FIFO = First
In First Out) seperti hanya antrian yang ada pada dunia nyata [2].
Gambar 4 : Konsep FIFO
Sumber : www.mudamasters.com
Pada sebuah antrian, elemen hanya dapat
ditambahkan melalui sisi belakang dan elemen hanya bisa diambil dari sisi
depan. Oleh karena itu, ada dua buah penunjuk elemen pada sebuah queue yaitu belakang atau last sebagai elemen penunjuk elemen
palung belakang dan depan atau first
sebagai penunjuk elemen bagian depan [2].
Penghapusan data dilakukan pada ujung bagian depan (first) dan penambahan berlaku pada bagian paling belakang (last). Contoh analogi sederhana dari
queue adalah antrian saat akan menonton bioskop dimana orang yang pertama
mengantri adalah yang paling pertama masuk. Contoh lainnya adalah antrian pembayaran tagihan di
toko dimana
orang yang paling
depan
membayar pertama dan orang baru
dapat bergabung di
posisi belakang antrian
[3].
Queue bisa diimplementasikan secara statis
dengan menggunakan struktur data array
atau secara dinamis dengan menggunakan struktur data linked list (menggunakan pointer) [4]. Perbedaannya terletak pada
penambahan data, array sudah
ditentukan jumlah maksimal antriannya sedangkan linked list tidak.
Gambar 5 : Enqueue dan Dequeue, back ≈ last dan front ≈ first
Sumber : https://coderbyte.com/
Dalam implementasi queue pada pemrograman, operasi yang vital untuk digunakan adalah enqueue (memasukkan elemen dari sisi
bagian belakang queue) dan dequeue (mengeluarkan elemen dari sisi
depan queue) . Pada operasi enqueue, langkah pertama yang harus
dilakukan adalah memastikan apakah queue
sudah terisi dengan data atau masih kosong, sudah terisi data, atau penuh. Jika
queue masih kosong maka data (menjadi
data pertama) yang dimasukkan akan masuk dan menjadi first sekaligus last dari
data. Jika data sudah ada, maka data yang baru akan menjadi last dari queue. Jika sudah penuh, maka data tidak akan bisa dimasukkan. Pada
operasi dequeue, pertama harus
dilakukan pengecekan terlebih dahulu pada queue.
Jika queue kosong maka tidak ada data
yang bisa dihapus. Jika queue sudah
terisi, maka bagian first dari queue
lah yang akan terhapus. Operasi lain seperti penghapusan seluruh data dalam queue juga dimungkinkan. Operasi ini
akan menghapus seluruh data yang berada di queue.
Berdasarkan definisi dan konsep dari queue diatas maka dapat disimpulkan
bahwa fitur antrian online milik aplikasi Doctor Tool menggunakan struktur data
queue. Dalam Doctor Tool, tentu
pasien yang pertama mendaftar akan diproses terlebih dahulu. Pasien pertama
dalam sistem akan dianggap sebagai elemen yang akan di-enqueue ke queue. Jika
ada data pasien baru yang masuk, akan dilakukan proses enqueue lagi, seterusnya. Selanjutnya, pasien yang sudah mendaftar
(data sudah masuk di queue) dan sudah
di berikan notifikasi oleh sistem untuk bisa datang ke tempat layanan kesehatan
dan menyerahkan informasi berupa nomor antrian. Setelah pasien selesai, dalam
sistem, pasien itu akan di enqueue
(dikeluarkan dari sistem). Pasien selanjutnya akan menempati tempat pasien tadi
dalam sistem dan memulai proses di atas. Dalam sistem, pasien yang berada di
urutan paling depan akan ditandai sebagai first
dan pasien paling belakang akan ditandai sebagai last. Penandaan ini dilakukan untuk keperluan sistem sendiri dalam
mengolah data.
Dengan menggunakan konsep queue ini, Doctor Tool dapat membantu
pasien pada masa pandemi COVID-19 ini untuk tetap mendapatkan pelayanan
kesehatan yang diperlukan dengan tidak mengabaikan protokol kesehatan yang
ditetapkan oleh pemerintah.
Referensi :
[1] _____,“Doctor Tool : Doctor Clinic Application Most
Modern”, Doctor Tool, 21 Oktober 2020, [Online]. Tersedia: https://doctortool.id/ [Diakses : 21 Oktober 2020].
[2] Rosa A.S., Struktur Data, 1st ed.
Bandung : Modula, 2018.
[3] Regi
Maliyekkel S, Anila M, ”Comparison of Stack and Queue Data structures”, International
Research Journal of Engineering and Technology (IRJET), Vol. 06, pp. 3670-3673,
June. 2019
[4] Vinu
V. Das, Principles of Data Structures Using C and C++. New Dehli: New Age
International (P) Ltd., Publishers, 2006.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Program Studi Informatika
Mata Kuliah : Praktikum Struktur Data
Angkatan : 19
Kelas : C
Kelompok : 1
Anggota Kelompok :
1. I Geda Diva Dwijayana (1908561052)
2. Pasha Renaisan (1908561053)
3. Nyoman Hendradinata Dharma (1908561054)
4. Ni Made Novia Nurtiani (1908561055)
5. I Putu Ananta Wijaya (1908561057)
|
|





0 Response to "Doctor Tool: Aplikasi Layanan Kesehatan Berbasis Struktur Data Queue untuk Pencegahan COVID-19"
Post a Comment