Memaafkan yang sudah terjadi
Saat aku membaca salah satu buku, salah satu kalimat membawaku ke sebuah kenangan. Aku mulai memikirkan semua kesalahan yang aku lakukan di masa lalu. Aku merasa malu saat mengingat hal tersebut. Dalam prespektifku, hal tersebut adalah sebuah kesalahan, dan menyebabkan aku merasa rendah diri lagi dan lagi. Betapa hebat sekali manusia bisa merasakan pikiran negatif yang kompleks. Ditambah lagi, bagi aku ataupun kalian yang memang punya "budaya" dalam keluarga yang kurang baik (sering dimarah dan sebagainya). Jadi, bagaimana akhirnya ?
Tidak ada. Semuanya sudah berlalu dan sudah terjadi. Percuma menyesali hal yang sudah terjadi, karena tidak akan pernah terulang lagi. Kalau kalian bisa melihat dari sudut yang lain, tidak akan ada orang yang sebenarnya peduli. Semua orang akan melupakan sesuatu 'kan ? Tidak ada yang istimewa tentang dirimu. Saat kejadian tersebut terjadi, dalam seminggu, paling tidak, tidak akan ada yang ingat. Semuanya pada akhirnya akan dilupakan. Cuma kamu sendiri (sendirian) yang mengingatnya. Ha-ha-ha itu lucu sekali. Jadi buat apa merasa malu untuk mengingat hal tersebut lagi ? Lebih baik untuk bersalaman dengan kenangan tersebut dan menertawakannya. Semua orang pernah salah, tidak ada masalah. Kamu tidak perlu menjadi spesial kepada SEMUA orang, karena itu percuma. Jadilah yang terbaik dari dan untuk DIRIMU sendiri.
Bagaimana jika tidak ada yang berteman denganku ? Hmmm
Jumlah penduduk dunia 2020 mencapai 7,7 miliar orang, 267,7 juta (2018) Indonesia, 4,362 juta Provisinsi Bali. Jadi, sebenarnya banyak sekali kemungkinan yang terjadi. Kemungkinan kamu tidak memiliki teman sama sekali sangat kecil, mungkin juga tidak akan. Kamu masih bisa belajar dari kesalahan, kalau tahu kesalahannya yang mana. Jadi santai saja. Paling tidak, berpikir positiflah dan melihat peluang untuk bahagia.
Good luck.,
“Life is about choices. Some we regret, some we're proud of. Some will haunt us forever. The message: we are what we chose to be.” —Graham Brown.
Song : Wahyu Selow - Selow
0 Response to "Memaafkan yang sudah terjadi"
Post a Comment